Sabtu, 20 April 2013
Mengenang 35th Alm. Ivan Scumbag
Hari ini Mengenang 35th Alm. Ivan Scumbag Dan Sebuah puisi dari buku biografi Ivan Scumbag :
Aku melihat kematian begitu indah
Bulat pucat purnama di langit yang gelap
Memenuhi rongga langit yang temaram dengan aroma dupa mistik yang misterius
Aku melihat kematian begitu indah
Lembut mengalir bening, membelai batu gamping warna krem yang berserak di dasarnya
Menciptakan riam2 kecil
Membuat laju sepotong daun kering yang hanyut terguncang dan tertahan-tahan. Lalu dengan sayap lembutnya, mengepak empuk dan terbang ringan melayang hampa.
Di tengah gurun tandus dia berkelana menunjukkan jalan pada setiap langkah pengelana yang tersesat
Gurun yang hanya menyisakan udara panas dan angin kuat berdebu
Yang menjelmakan hasrat liar dengan dominasi pada hidup
Bahkan hingga hari ini aku masih melihat kematian begitu indah
Tanpa harus ada darah yang tumpah dan nadi yang terkoyak
Tanpa harus ada tubuh yang tergantung kaku diatas kusen berdebu
Kematian melayang perlahan dan hinggap di lubuk kalbu yang mulai enggan untuk berdetak secara teratur
Hanya tubuh yang diam terbaring tenang
Seperti tidur panjang yang nyenyak dengan mimpi indah tanpa akhir
Dan kini keindahan itu memelukku
Menyergap lembut dari belakang dan mendekapku erat penuh hangat
Seperti kekasih yang menumpahkan segala rasa rindu
Ada tangisan bahagia dan kecupan rasa suka
Lalu kematian memasangkan kedua sayap mungilnya di belakang pundakku
Memberikan padaku mahkota bercahaya
Lingkaran bersinar yang melayang tepat diatas kepalaku
Aku seperti dewa matahari
Seperti dewa matahari badanku melayang ringan dan bercahaya penuh kharisma
Memendar dalam dingin dan udara yang tak berasa apa-apa
Aku melihat kematian sebagai serpihan dari puzzle yang harus dirangkai satu-persatu
untuk mendapatkan sebuah rupa yang utuh dan sempurna
Kematian maksimal
Kebebasan sejati
Dari rasa sakit
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=523291081046243&set=t.1294877511&type=3&theater
Rabu, 17 April 2013
Corporate Social Responsibility (Aqua)
PENDAHULUAN
Corporate Social
Responsibility[1]
(CSR) atau lebih dikenal dengan tanggungjawab sosial perusahaan adalah suatu
konsep bahwa organisasi khususnya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab
terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam
segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat
dengan pembangunan berkelanjutan, di mana suatu perumahaan dalam melaksanakan
kegiatan usahanya tidak berdasarkan keuntungan bisnis semata, melainkan juga
harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun
untuk jangka panjang.
Contoh bentuk tanggungjawab
itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk
anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan
untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk
masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan
tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena
strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan
stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability
perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability.
RUMUSAN MASALAH
Mengingat Aqua adalah perusahaan
yang telah melayani masyarakat hampir 40 tahun, Aqua juga menggunakan sumber
daya alam yakni sumber air bersih, oleh karena itu untuk menjaga kesinambungan
serta keseimbangan penggunaan sumber daya agar tetap terjaga dan manfaatnya
bagi masyarakat luas dan menciptakan pertumuhan sumber daya yang berkelanjutan.
Oleh karena itu dirasa penting Aqua melakukan kegiatan CSR, dalam rangka
sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab sosial perusahaan dengan menerapkan
kegiatan berbasis masyarakat dalam menjalankan programnya antara lain :
1.
Program Air Bersih Di
NTT
Salah satu program
Aqua[2] adalah WASH (Water Access,
Sanitation, Hygiene Program) tujuanya untuk memberikan solusi dalam penyediaan
air bersih di Indonesia. Didalam program WASH ini adalah program ‘Satu Untuk
Sepuluh’, program ini juga mendukung program Millenium Development yang dicanangkan
oleh PBB tujuannya untuk memerangi kemiskinan dan kelaparan diberbagai belahan
dunia yang ditarget pada tahun 2015.
Program yang akan
dibahas kali ini khusus pada CSR Aqua yang telah terlaksana yaitu program “1L
Aqua untuk 10L Air Bersih”, menurut Binahidra Logiardi, manajer PT Tirta Investama
yang membawahi perusahaan Aqua, slogan ini adalah ungkapan simbiolis untuk
memudahkan pemirsa mencerna pesan yang ingin Aqua sampaikan, dimana
setiap 1 liter yang terjual telah membantu 10 liter air bersih untuk 4
kecamatan.
Program ini didasarkan
pada fakta yang menjelaskan bahwa ait adalah kebutuhan mendasar bagi manusia,
namun permasalahanya tidak semua orang dapat mengakses air bersih, karena
faktor demografis yang membutuhkan infrastruktur memadai untuk itu. padahal
kesehatan lingkungan dan diri adalah sesuatu yang mahal dan harus dijaga oleh
pribadi individu.
Program ini
dilaksanakan di Timor Tengah Selatan karena berdasarkan survey terbaru yang
dilakukan ACF (Action Contre la Faim). NTT dianggap sebagai wilayah yang tepat,
karena sedang mengalami program kelangkaan air bersih dibagian belahan timur
Indonesia (program satu untuk sepuluh, 2007). Masyarakat NTT juga masih
kesulitan dalam mengakses air bersih, mereka harus berjalan kaki dengan jarak yang
lumayan jauh, medanya pun terjal, berbatu bahkan harus melewati sungai.
Dibutuhkan waktu sekitar satu jam untuk membawa pulang dan pergi air dalam
jerigen tiap harinya. Kelangkaan air ini sangat berpengaruh pada banyak aspek,
mulai dari anak anak yang mau tida mau harus membantu orang tua mereka untuk
mendapatkan air, sehingga waktu bermain dan belajar merekapun sering terabaikan
oleh hal ini, ancaman ragam penyakit juga menghantui mereka mulai dari demam
berdarah, diare hingga malaria adalah penyakit yang sudah biasa mereka derita.
Berangkat dari
permasalahan diatas, Aqua berkomitmen untuk memperbaiki kesejahteraan anak
Indonesia. Untuk setiap liter produk Aqua berlabel khusus yakni Aqua 600 mm dan
1.500 mm dijual maka konsumen telah membantu program Aqua denga menyumbangkan
10 liter air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan. Selain itu Aqua akan
memperpendek jarak sumber air ke pemukiman penduduk dengan cara menempatkan
pipa pipa ke tempat yang lebih mudah dijangkau. Sehingga jarak tempuh satu jam kini
bisa diubah dengan jarak 200 meter saja, karena air bersih akan disalurkan
melalui pipa pipa tersebut. Aqua telah memberikan akses tersebut kepada 12.000
penerima bantuan dibeberapa desa kecamatan Boking dan Amanatun Utara NTT. Dalam
program ini sumber mata air pegunungan yang terdapat didesa ditutp dengan
menggunakan bangunan dari semen kemudian air tersebut dialirkan ke dusun
melalui 11 titik keran air, penyaluran tersebut menggunakan dua prinsip
teknologi yakni berdasarkan gravitasi dan pompa hidran. Panjang total pipa yang
dibangun adalah 6 km,
Tujuan program ini dikatakn berhasil karena targetnya telah
terpenuhi :
1.
Perbaikan infrastruktur air bersihdan jumlah ketersediaan air
bersih, telah dipangkasnya jarak tempuh yang jauh menjadi lebih dekat sehingga
mempermudah kebutuhan hidup mereka.
2.
Terciptanya kesadaran hidup sehat malalui penyuluhan kesehatan.
3.
Kerjasama dengan stakeholder lokal untuk mendukung keberlanjutan
program
2.
Program Pembangunan Desa Sosio - Eko - Bisnis
Berkaitan dengan program pemerintah Go Organic
2010, Danone Aqua memfasilitasi pengembangan masyarakat menuju desa sosio eko
bisnis di Desa Karanglo, Kecamatan Polonharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Corporate Sosial Responsibilty dari Danone Aqua ini ini dihadiri Menteri Pertanian
Suswono sekaligus memberikan pengarahan kepada petani di Laboratorium Pertanian
Desa di Desa Karanglo, Klaten pada Rabu, 17 Februari 2010. Kegiatan yang
melibatkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Mulyo Desa Karanglo merupakan
pendekatan sosial dan lingkungan komunitas yang inovatif serta multipihak
dengan tujuan pelestarian lingkungan, terutama sumber daya air dan pemberdayaan
masyarakat..
Perusahaan membantu melakukan reboisasi taman
nasional, penanaman bibit pohon, menyediakan akses air bersih, pemetaan
penggunaan lahan dan air irigasi sampai dengan melakukan pelatihan manajemen
pertanian dengan tujuan untuk memajukan serta memberikan manfaat..
3. Program Pelestarian
Lingkungan, Pemberdayaan Masyarakat, Pendidikan, dan Peningkatan Ekonomi
Berbagai program CSR sudah dijalankan secara
berkesinambungan di Pandaan, Kebon candi, Pasuruan, dengan melibatkan berbagai
pihak. Di bidang penanaman, lebih dari 30.000 pohon pada 2008-2009, pihaknya
sudah menjalin bekerja sama dengan Perum Perhutani, Yayasan Kaliandra, Lembaga
Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Dayurejo dalam mengelola hutan asuh di lereng
Gunung Arjuno. Program itu dilanjutkan pada 2010 dengan menanam 50.000 pohon.
"Melalui kegiatan ini telah terbentuk 3 kelompok pengasuh hutan, 2 kawasan
hutan asuh seluas 72 hektare, dan partisipasi nyata masyarakat melalui LMDH
terealisasi secara nyata.
Guna menunjang hutan asuh juga diadakan
kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa hutan, beberapa aktivitas sudah
dijalankan di Dusun Gamoh, Dusun Guthean, dan Desa Dayurejo. Berbagai kegiatan
positif itu antara lain pemberian bantuan 4 ternak sapi untuk para pengasuh
hutan, pengembangan budidaya sirih sebanyak 5.000 bibit, pelatihan pembuatan
minyak atsiri, dan penyediaan 1 alat destilasi, serta pembuatan arang dari
limbah kayu. Aktivitas itu dilakukan melalui pola kemitraan multipihak.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat secara bertahap.
Selain itu, untuk mencegah penebangan pohon untuk arang. Setelah kegiatan itu
diterapkan, hasilnya sangat menggembirakan, yakni warga pembuat arang dari kayu
semakin lama makin berkurang.
Konservasi juga dilakukan Danone Aqua di
kawasan hutan lindung Bromo Tengger bekerja sama dengan LSM Satu Daun, LMDH,
dan Perhutani setempat. Program sudah diwujudkan dengan menanam 6.600 pohon di
Kecamatan Tosari dan 12.000 pohon ditanam di Kecamatan Puspo. Hasilnya,
penghijauan seluas 20 hektare lahan kritis. "Pohon-pohon yang sudah
ditanam selanjutnya dirawat oleh masyarakat di sekitar hutan lindung.
2.1
Analisis Kegiatan CSR
Aqua
Dari kegiatan CSR
yang telah dilakukan oleh Aqua tersebut, dapat dikatakan bahwa Aqua cukup
sukses dalam menjalankan program CSR-nya. Terbukti dari beberapa penghargaan
yang telah diraih Aqua melalui program CSR yang telah dilaksanakan, yaitu:
-
Aqua
mendapat penghargaan Gold pada KSN (Kesetiakawanan Sosial Nasional) Awards 2010
yang diselenggarakan oleh Kementrian Sosial dan CFCD (Corporate For Community
Development Program)
-
Program
penanaman kembali hutan Gunung Klabat, Minahasa Utara dimana DANONE AQUA
Sulawesi Utara mendapatkan penghargaan Wana Lestari dari Departemen Kehutanan
Republik Indonesia
-
DANONE
AQUA berhasil meraih penghargaan MDGs (Millenium Development Goals) dari
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Metro TV dalam kategori pelestarian lingkungan
(environmental sustainability) atas program WASH (water access, sanitation and
hygiene).
2.2
Kuisioner
Pertanyaan pada
Bagian I I menyediakan jawaban dengan kode 1, 2, 3, 4 dan 5. Setiap responden
hanya diberi kesempatan memilih 1 (satu) jawaban. Adapun makna angka adalah :
Sangat setuju = 5
Setuju = 4
Ragu-ragu = 3
Tidak Setuju = 2
Sangat Tidak Setuju = 1
1. Aqua adalah merek air minum yang baik untuk kesehatan
saya :
a) SS
b) S
c) KS
d) TS
e) STS
2. Saya yakin dengan merek air minum Aqua :
a) SS
b) S
c) KS
d) TS
e) STS
3. Aqua adalah merek air minum yang tidak pernah
mengecewakan saya :
a) SS
b) S
c) KS
d) TS
e) STS
4. Aqua adalah merek air minum yang dapat menjamin
kepuasan :
a) SS
b) S
c) KS
d) TS
e) STS
5. Aqua akan memberikan kompensasi ketika saya menemukan
masalah dengan produk
a) SS
b) S
c) KS
d) TS
e) STS
KESIMPULAN
Aqua Memberikan
Kesinambungan Antara Bisnis dan Lingkungan Hidup. Melalui program Aqua Lestari yang
merupakan suatu pendekatan sosial lingkungan yang inovatif dan multipihak untuk
memberikan kontribusi kepada kesinambungan bisnis dan lingkungan hidup. Lebih
lanjut Yann Brault menjelaskan fokus program CSR Danone Aqua yang berada dalam
naungan Aqua Lestari meliputi Akses air bersih dan penyehatan lingkungan,
Konservasi dan pendidikan lingkungan. Sanitation and Hygie-ne/WASH) dilakukan
untuk memfasilitasi masyarakat agar dapat memperoleh akses air bersih dan
fasilitas sanitasi yang lebih memadai dengan prilaku hidup bersih dan sehat
IPHBS). Hingga saat ini program WASH telah berhasil memberi akses air bersih
kepada lebih dari 30.000 orang di seluruh Indonesia dan diharapkan pada tahun
2011 akan memberikan manfaat kepada 70.000 masyarakat di Indonesia. Program
konservasi hutan dan das Program CSR Danone Aqua yang banyak melibatkan
partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan terkait adalah program
konservasi hutan dan daerah aliran sungai (DAS). Lebih lanjut Yann Brault
menjelaskan Aqua juga merintis kerja sama dengan sekolah dan pemerintah desa
setempat berupa pembibitan berbagai jenis pohon, baik pohon keras maupun pohon
buah di sekolah yang kemudian disebut "hutan sekolah"
Selasa, 09 April 2013
KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
1. Klasifikasi dan Konflik Kepentingan
Perumusan
tujuan akuntansi tergantung pada penyelesaian konflik kepentingan yang terdapat
di tiga pasar informasi. Laporan keuangan dihasilkan oleh interaksi tiga
kelompok yaitu:
1. Perusahaan
(firm) membentuk kelompok utama yang terlibat dalam proses akuntansi.
Aktivitas-aktivitas operasional, keuangan, dan luar biasa (atau nonoperasional)
yang mereka lakukan menjadi justifikasi dari pembuatan laporan keuangan.
Keberadaan dan perilaku mereka menimbulkan hasil keuangan yang sebagian dapat
diukur oleh proses akuntansi. Perusahaan-perusahaan juga adalah penyedia
informasi akuntansi.
2. Pengguna
(user) membentuk kelompok kedua. Pembuatan informasi akuntansi dipengaruhi oleh
kepentingan dan kebutuhan pengguna. Meskipun tidak mungkin untuk mengumpulkan
suatu daftar lengkap para pengguna, namun dapat dipastikan daftar tersebut akan
mencantumkan para pemegang saham, analis keuangan, kreditor, dan badan-badan
pemerintah.
3. Profesi
akuntansi (accounting proffesion) membentuk kelompok ketiga yang dapat
mempengaruhi informasi yang akan dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Para
akuntan terutama akan bertindak sebagai “auditor” yang bertanggung jawab untuk
memverifikasi bahwa laporan keuangan telah mematuhi prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
2. Menuju ke Arah Perumusan Tujuan Laporan Keuangan
2.1 Tujuan Laporan Keuangan Menurut APB Statement No. 4
APB Statement No. 4
mengklasifikasikan tujuan menjadi tujuan khusus, tujuan umum, dan tujuan
kualitatif, serta menempatkan mereka di bawah suatu kumpulan pembatasan.
1. Tujuan
khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi,
dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan.
2. Tujuan
umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a)
Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan
mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis.
b)
Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan
mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan bisnis
yang diarahkan untuk memperoleh laba..
c)
Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat
digunakan untuk mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.
3. Tujuan
kualitatif dari akuntansi keuangan adalah sebagai berikut:
a.
Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang
memiliki kemungkinan paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna
dalam keputusan ekonomi mereka.
b. Dapat
dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi tersebut harus jelas, tetapi
para pengguna juga harus dapat memahaminya.
c.
Dapat diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi
dapat didukung oleh pengukuran-pengukuran yang independen, dengan menggunakan
metode-metode pengukuran yang sama.
d. Netralis, yang
artinya hasil akuntasi ditujukan untuk kebutuhan umum dari pengguna, bukannya
kebutuhan-kebutuhan tertentu dari pengguna-pengguna yang spesifik.
2.2 Laporan Kelompok Studi Mengenai Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan dari
“Laporan Trueblood” yaitu:
1. Tujuan
dasar dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang menjadi dasar
dari keputusan-keputusan ekonomi.
2. Tujuan
dari laporan keuangan terutaman adalah untuk melayani para pengguna yang
memiliki wewenang, kemampuan atau sumber yang terbatas untuk memperoleh
informasi dan yang mengandalkan laporan keuangan sebagai sumber utama informasi
mereka mengenai aktivitas perusahaan.
3. Tujuan
dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang bermanfaat kepada
para investor dan kreditor dalam meramalkan, membandingkan, dan mengevaluasi
potensi arus kas yang mereka terima jika dilihat dari segi jumlah, waktu, dan
ketidakpastian yang terkait.
4. Tujuan
dari laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada para pengguna yang
dapat digunakan untuk meramalkan, membandingkan dan mengevaluasi kekuatan
menghasilkan suatu perusahaan.
“Laporan Trueblood” menyebutkan tujuh
karakteristik kualitatif dari pelaporan:
1. relevansi
dan materialistis
2. bentuk
dan substansi
3. keandalan
4. kebebasan
dari bias
5. komparabilitas
6. konsistensi;
dan
7. dapat
dimengerti.
3. Menuju ke Arah Kerangka Konseptual
3.1. Hakikat Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah sebuah
konstitusi, sebuah sistem koheren dari tujuan dan asas yang saling berhubungan
yang dapat mengarah kepada standar yang konsisten dan menentukan sifat, fungsi,
dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Tujuan menegaskan
sasaran dan tujuan akuntansi. Asas menjadi konsep yang mendasari konsep
akuntansi dan akan memandu pemilihan peristiwa yang harus diperhitungkan,
pengukuran peristiwa tersebut, serta cara merangkum dan mengomunikasikannya
kepada pihak-pihak yang berminat. Konsep-konsep seperti itu menjadi suatu asas
dalam artian bahwa konsep-konsep yang lain akan dihasilkan dari asas tersebut
dan penggunaannya sebagai acuan secara berulang-ulang akan dibutuhkan dalam
menentukan, mengartikan, dan menerapkan standar akuntansi dan pelaporan.
3.2 Masalah-masalah dalam Kerangka
Konseptual
Ada sembilan masalah yang disajikan untuk didiskusikan dan
diselesaikan
Masalah 1: Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan?
· Pandangan
aktiva / kewajiban, atau disebut juga pandangan neraca atau pandangan
pemeliharaan modal (balance sheet or capital-maintenance view), berpendapat
bahwa pendapatan dan beban hanya berasal dari perubahan dalam aktiva dan kewajiban.
· Pandangan
pendapatan / beban, yang disebut juga pandangan laporan laba rugi atau
pandangan penandingan (income statement or matching view), berpendapat bahwa
adanya pendapatan dan beban yang dihasilkan oleh adanya kebutuhan akan
penandingan yang tepat (proper matching).
· Pandangan
nonartikulasi didasarkan atas adanya kepercayaan bahwa artikulasi akan diikuti
oleh redundansi (pencatatan yang berlebihan), “karena seluruh peristiwa yang
dilaporkan di laporan laba rugi juga dilaporkan di neraca, meskipun dari sudut
pandang yang berbeda
Menurut pandangan
aktiva/kewajiban, aktiva adalah sumber daya ekonomi dari sebuah perusahaan;
mereka mencerminkan keuntungan-keuntungan di masa depan yang diharapkan
menimbulkan arus kas masuk bersih secara langsung maupun tidak langsung.
Kewajiban adalah keharusan perusahaan untuk mentransfer sumber daya ekonomi
kepada entitas lain di masa depan. Penghasilan adalah peningkatan dari aktiva
bersih perusahaan di luar beban-beban “modal”.
Setiap kemungkinan komponen dari
penghasilan (pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian) dapat didefenisikan
sebagai berikut:
1. Pendapatan dan beban
Menurut pandangan aktiva/kewajiban, pendapatan, yang mencakup
keuntungan dan kerugian, didefenisikan sebagai peningkatan aktiva atau
penurunan kewajiban yang tidak mempengaruhi modal. Begitu pula beban, yang
mencakup keuntungan dan kerugian, didefenisikan sebagai penurunan aktiva atau
peningkatan kewajiban yang timbul dari penggunaan sumber daya ekonomi dan jasa
selama suatu periode tertentu.
2. Keuntungan dan kerugian
Menurut pandangan aktiva/kewajiban, keuntungan didefenisikan sebagai
meningkatnya aktiva bersih di luar peningkatan dari pendapatan atau perubahan
modal. Begitu pula kerugian didefenisikan sebagai penurunan dari aktiva bersih
di luar penurunan dari beban atau perubahan modal. Jadi keuntungan dan kerugian
merupakan bagian dari penghasilan yang tidak dijelaskan oleh pendapatan dan
beban.
Masalah
mengenai metode pengukuran akan berkaitan dengan penentuan baik dari unit
pengukuran maupun atribut yang hendak diukur. Sepanjang kepentingan dari unit
pengukuran, pilihannya adalah antara jumlah dolar akrual dan dolar yang telah
disesuaikan dengan daya beli umum. Sedangkan sepanjang kepentingan dari atribut
tertentu yang hendak diukur, ada lima pilihan yang tersedia:
1.
Metode biaya historis;
2.
biaya saat ini;
3.
nilai jual saat ini;
4.
nilai jual yang diharapkan; dan
5.
nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan.
3.3 Perkembangan dari Sebuah
Kerangka Konseptual
Secara ringkas,
lima Statement of Financial Accounting Concepts yang dikeluarkan dan
berhubungan dengan pelaporan keuangan untuk perusahaan bisnis adalah:
1.
SFAC No. 1, “Objective of Financial
Reporting by Business Enterprises”, yang menyajijan sasaran dan maksud dari akuntansi.
2.
SFAC No. 2, “Qualitative Characteristics of
Accounting Infomation”, yang melihat karakteristik-karakteristik yang membuat
informasi akuntansi berguna.
3.
SFAC No. 3, “Elements of Financial
Statements of Business Enterprises”, yang memberikan defenisi mengenai
elemen-elemen dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan
beban.
4.
SFAC No. 5, “Recognition and Measurement in
Financial Statements of Business Enterprises”, yang menetapkan pengakuan
dan kriteria pengukuran fundamental serta pedoman mengenai bagaimana informasi
sebaiknya secara formal dicantumkan dalam laporan keuangan.
5.
SFAC No. 6, “Elements of Financial
Statements”, yang menggantikan SFAC No. 3 dan memperluas ruang lingkupnya untuk
mencakup organisasi-organisasi nirlaba.
6.
SFAC No. 7, “Using Cash Flow Information
and Present Value in Accounting Measurements”, memberikan sebuah kerangka untuk
menggunakan arus kas dan menyajikan nilai-nilai sebagai basis pengukuran
3.4 Tujuan Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan tidak hanya
memuat laporan keuangan namun juga cara-cara lain dalam mengkomunikasikan
informasi yang berhubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan
informasi yang diberikan oleh sistem akuntansi – yaitu, informasi mengenai
sumber daya, kewajiban, penghasilan perusahaan dan lain-lain.
Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Organisasi-organisasi Nonbisnis
Tiga karakteristik utama yang membedakan organisasi-organisasi
nonbisnis adalah:
1.
Sejumlah besar sumber daya diterima oleh
penyedia sumber daya, yang tidak mengharapkan untuk menerima pembayaran kembali
ataupun keuntungan ekonomi yang proporsional terhadap sumber daya yang telah
mereka berikan.
2. Operasi
bisnisnya terutama bergerak untuk tujuan-tujuan selain penyediaan barang atau
jasa yang mendapatkan laba atau ekuivalen laba.
3. Tidak
ada saham kepemilikan yang pasti yang dapat dijual, dialihkan, atau ditebus,
atau yang akan menjadi hak atas bagian dari distribusi nilai sisa dari sumber
daya pada saat organisasi dilikuidasi.
3.5 Konsep-konsep Fundamental
Karakteristik kualitatif dari
informasi akuntansi
o Relevansi
mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan menajer dengan
mengubah atau mengonfirmasikan ekspetasi mereka atas hasil atau konsekuensi
dari tindakan atau peristiwa.
o Keandalan
(reliability) diartikan sebagai “kualitas yang memungkinkan pengguna data agar
dengan yakin mengandalkannya sebagai pencerminan dari apa yang dimaksud untuk
disajikan.
o Kualitas
sekunder (secondary qualities) Komparabilitas dan konsistensi adalah kualitas
kedua yang diusulkan oleh Statement of Financial Accounting Concepts No. 2
FASB. Komparabilitas dijabarkan sebagai penggunaan metode yang sama dalam suatu
waktu oleh perusahaan tertentu.
o Pertimbangan
biaya-manfaat (cost-benefit consideration) diakui sebagai salah satu batasan
umum. Informasi akuntansi manfaat akan dicari jika keuntungan yang didapat dari
informasi tersebut melebihi biayanya. Jadi, sebelum menyiapkan dan menyebarkan
informasi keuangan, biaya dan manfaat dari penyediaan informasi tersebut harus
diperbandingkan.
o Materialistis
(materiality) dipandang sebagai ambang batas untuk pengakuan. Materialistas
adalah suatu kondisi yang dianggap penting secara relatif.
4 Laporan-Laporan
Lain
4.1 Laporan Perusahaan
1.
Laporan nilai tambah, yang menunjukkan bagaimana
keuntungan yang diperoleh dari usaha perusahaan dibagi di antara para
karyawannya, penyandang modal, negara dan investasi kembali.
2.
Laporan ketenagakerjaan, yang menunjukkan jumlah
dan komposisi dari tenaga kerja yang menggantungkan hidupnya pada perusahaan,
kontribusi pekerjaan dari para karyawan dan manfaat-manfaat yang diterima.
3.
Laporan pertukaran uang dengan pemerintah, yang
menunjukkan hubungan keuangan antara perusahaan dengan negara.
4.2 “Laporan Stamp”
Pendekatan yang diusulkan oleh
“Laporan Stamp” ini bersifat revolusioner. Hal ini mengidentifikasikan masalah
dan permasalahan konseptual dan memberikan solusi bagi identifikasi
tujuan-tujuan pelaporan keuangan perusahaan, pengguna laporan perusahaan, sifat
dari kebutuhan para pengguna, dan kriteria untuk penilaian mutu standar dan
akuntabilitas korporat sebagai kemungkinan komponen-komponen bagi kerangka
konseptual Kanada.
Kamis, 04 April 2013
PENDEKATAN REGULATORIS UNTUK PERUMUSAN TOERI AKUNTANSI
PENDEKATAN REGULATORIS UNTUK PERUMUSAN TOERI AKUNTANSI
A.
HAKIKAT STANDAR AKUNTANSI
Standar akuntansi biasany terdiri atas tiga bagian :
1) Deskripsi
masalah yang harus dipecahkan
2) Diskusi
dengan pertimbangan yang sehat (kemungkinan dengan melihat teori-teori
fundamental)
3) Selanjutnya,
sejalan dengan keputusan atau teori yang ada, solusi yang disarankan.
Edey membagi persyaratan standar menjadi emapa tipe
utama:
1) Tipe
1 menyatakan bahwa para akuntan harus memberitahukan kepada masyarakat apa yang
mereka lakukan dengan mengungkapkan berbagai metode dan asumsi (kebijakan
akuntansi) yang mereka gunakan.
2) Tipe
2 ditujukan pada tercapainya suatu keseragaman dalam penyajian laporan-laporan
akuntansi.
3) Tipe
3 meminta adanya pengungkapan atas masalah-masalah spesifik di mana pengguna
mungkin diminta untuk menerapkan pertimbangan sendiri.
4) Tipe
4 mensyaratkan dibuatnya keputusan implisit atau eksplisit mengenai valuasi
(penilaian) aktiva dan penetuan laba yang telah disetujui.
Alasan mengapa standar akuntansi itu dibuat adalah:
1.Standar memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan penyelenggaraan sebuah
perusahaan kepada para pengguna informasi akuntansi.
2. Standar
memberikan pedoman dan aturan tindakan bagi para akuntan publik yang
memungkinkan mereka untuk menerapkan kehati-hatian dan kebebasan dalam menjual
keahlian dan integritas mereka dalam mengaudit laporan-laporan perusahaan dan
membuktikan validitas dari laporan-laporan tersebut.
3. Standar
memberikan database kepada pemerintah mengenai berbagai variabel yang diangap
sangat penting dalam pelaksanaan perpajakan, regulasi perusahaan, perencanaan
dan regulasi ekonomi serta peningkatan efisiensi ekonomi dan sasaran-sasaran
sosial lainnya.
4. Standar
menumbuhkan minat dalam prinsip-prinsip dan teori-teori bagi mereka yang
memiliki perhatian dalam disiplin ilmu akuntansi.
B.
TUJUAN PENETAPAN STANDAR
Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan:
1. Pendekatan
ketetapan penyajian: a) mendukung pelaporan secara netral dan pencarian
ketepatan penyajian melalui proses penetapan standar b) pembuat kebijakan
akuntansi harus memberikan informasi untuk memfasilitasi pengambilan keputusan
para pengguna.
2. Pendekatan
konsekuensi ekonomi: a) mendukung pengadopsian standar yang akan memberikan
konsekuensi ekonomi yang baik dan yang buruk b) Pembuat kebijakan
akuntansi harus memberikan sinyal-sinyal informasi
3. Pendekatan
kritikal interpretatif : bahwa pelaporan keuangan hendaknya digunakan sebagai
suatu instrumen perubahan sosial.
C.
ENTITAS - ENTITAS YANG BERKEPENTINGAN DENGAN STANDAR
AKUNTANSI
1. Individual
dan kantor akuntan publik : Individual dan kantor akuntan publik bertanggung
jawab melalui auditor-auditor mereka untuk secara independen mensertifikasi
laporan keuangan perusahaan telah menyajikan hasil-hasil dari aktivitas bisnis
dengan wajar dan akurat.
2.
merican Institute of Certified Public Accounting (AICPA) : AICPA adalah
organisasi pengkoordinir profesional bagi para praktisi CPA di AS.
3. American
Accounting Association (AAA): AAA adalah organisasi para akademisi
akuntansi dan setiap individu yang tertarik dalam peningkatan praktik dan teori
akuntansi.
4. Financial
Accounting Standards Boards (FASB) : FASB menggantikan APB di tahun 1973
sebagai badan yang bertanggung jawab untuk membuat standar akuntansi.
5. Securities
and Exchange Commission (SEC): Dibentuk oleh UU Kongres pada tahun 1934.
6. Organisasi
Profesional Lainnya: Organisasi ini secara aktif terlibat dalam pembuatatan
standar akuntansi di negaranya masing-masing.
7. Para Pengguna Laporan
Keuangan
a. Pengguna
langsung: a) pemilik perusahaan dan pemegang saham b) kreditor c) manajemen
perusahaan d) otoritas perpajakan e) pekerja f) para pelanggan
b. Pengguna
tidak langsung meliputi: a) analis dan penasihat keuangan b) bursa saham c)
pengacara d) pihak yang berwenang e) asosiasi perdagangan f) serikat
pekerja
c. Konstituen
dari lingkungan pelaporan keuangan terdiri atas:
1)
Para
inventoris: a) terdiversifikasi vs tidak terdiversifikasi b) aktif vs pasif c)
profesional dan non prevesional
2)
Perantara
informasi : a) Analis Keuangan b) Agen Pemeringkat Obligasi c) Agen Pemeringkat
Saham d) Layan Penasihat Investasi e) Perusahaan Pialang
3)
Para
Regulator: a) FASB b)SEC c) kongres
4)
Manajemen
: a) Perusahaan besar vs perusahaan kecil b) Perusahaan besar vs perusahaan
kecil
5)
Auditor:
a) Nasional vs Lokal b) Praktik SEC vs Praktik non SEC
Ada tiga jenis laporan keuangan yang dapat dibuat:
1) Laporan
keuangan untuk tujuan umum
2) Laporan
keuangan untuk tujuan khusus yang memenuhi kebutuhan dari kelompok pengguna tertentu
3 3) Penggungkapan-penggungkapan
yang berbeda menyajikan angka-angka yang berbeda untuk dipilih oleh para
penggunanya.
D.
SIAPA YANG BERWENANG MENATAPKAN STANDAR
1. Teori tentang regulasi.
Terdapat dua kategori utama dalam regulasi suatu industri tertentu:
a. Teori-teori kepentingan
publik, bahwa regulasi diberikan sebagai suatu jawaban atas permintaan publik
akan perbaikan dari harga-harga pasar yang tidak efisien dan tidak adil, dibuat
untuk memberikan perlindungan dan kebaikan bagi masyarakat umum.
b. Kelompok yang
berkepentingan, berpendapat bahwa regulasi diberikan sebagai jawaban atas
permintaan dari kelompok dengan kepentingan khusus, dengan maksud untuk
memaksimalkan laba dari para anggotanya.
2. Haruskah Kita Mengatur Akuntansi?
Terjadi perdebatan mengenai apakah akuntansi
sebaiknya diatur atau tidak
1) Opini
pasar yang tidak diregulasi: perusahaan insentif untuk memberikan laporan
secara sukarela karena kalau tidak, dapat diartikan sebagai berita buruk.
2) Opini pasar yang diregulasi: menggunakan
argumentasi kepentingan publik, dan kebutuhan untuk mencapai sasaran sosial
yang diinginkan.
3) Pendekatan
pasar bebas.
Asumsi dasar: informasi akuntansi adalah sebuah barang ekonomi, sama seperti
barang atau jasa lainnya. Oleh karena itu, ia menjadi subjek atas kekuatan
permintaan dan kekuatan pasok.
4) Regulasi
Standar Akuntansi di Sektor Swasta
Asumsi:
kepentingan publik dalam akuntansi akan terpenuhi dengan baik jika pembuatan
standar diserahkan kepada sektor swasta.
5)
Regulasi Standar Akuntansi di Sektor Publik
E.
LEGITIMASI PROSES PENETAPAN STANDAR
1. Prognosis
Pesimistik : Legitimasi proses penetapan standar kadang dhubungkan dengan
kemampuannya untuk membuat sistem akuntansi yang optimal.
2. Prognosis
Optimistik : Chambers, mengusulkan suatu sekolah kebutuhan yang mengasumsikan
adanya norma atau standar ideal yang berlaku silang di beberapa situasi
tertentu.
F.
STANDAR AKUNTANSI YANG BERLEBIHAN
Standar akuntansi yang berlebihan termasuk
didalamnya:
1)
Standar yang terlalu banyak
2)
Standar yang terlalu detail
3)
Tidak ada standar yang tegas, membuat pemilihan suatu aplikasi menjadi sulit
4) Standar untuk tujuan umum tidak mampu mengatasi
perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam kebutuhan dari para pembuat,
pengguna, dan CPA.
5)
Standar untuk tujuan umum tidak mampu mengatasi perbedaan-perbedaan
6) Pengungkapan
yang berlebihan, pengukuran yang rumit atau kedua-duanya
G.
PILIHAN DALAM AKUNTANSI
Motivasi (kategori sasaran) dilakukannya pilihan
dalam akuntansi: 1) pembuatan kontrak (perspektif pembuatan kontrak yang
efektif), 2) pemberian harga atas aktiva, 3) mempengaruhi pihak-pihak
eksternal.
H .
STATEGI PENETAPAN STANDAR BAGI NEGARA BERKEMBANG
Ada empat jenis strategi yaitu pendekatan
evolusioner, pendekatan transfer teknologi, penggunaan standar akuntansi
internasional dan strategi situasional.
1) Pendekatan Evolusioner: Diasumsikan para mitra
asing akan menyesuaikan aturan-aturannya sendi mereka ingin tetap terus membina
perdagangan dengan negara tersebut dan/atau mempertahankan operasinya.
2) Pendekatan Transfer Teknologi: Pengembangan melalui
transfer teknologi berasal dari operasi dan aktivitas kantor akuntan
internasional, perusahan multinasional dan para akademisi
yang berpraktik di negara berkembang, atau berbagai
perjanjian internasional dan kesepakatan kerja sama yang meminta dilakukannya
pertukaran informasi dan teknologi.
3) Penggunaan Standar Akuntansi
Internasional: Adalah bergabung dengan Internasional Accounting
Standards Committee (IASC) atau badan standar internasional lainnya.
4) Strategi
Situasional : Atau dikenal sebagai ”pengembangan standar akuntansi dengan
didasarkan atas analisis dari prinsip-prinsip dan praktik-praktik
akuntansi di negara- negara maju terhadap latar belakang lingkungan yang
mendasarinya”. Faktor faktor tersebut adalah linguistik kultural,
politik dan hak-hak sipil, ekonomi dan karakteristik demografis,
serta lingkungan hukum dan perpajakan negara yang bersangkutan
PERTANYAAN:
1) Apakah penetapan harga standar saat ini sudah mampu
baik dilakukan pada Negara yang sedang berkembang?
2) Pendekatan
seperti apa yang mampu efektif digunakan dalam penetapan standar tersebut?
Langganan:
Postingan (Atom)